Prototipe Alarm Motor Bluetooth v2, part 2

Bagian satunya disini ya...

Melanjutkan sedikit dari bagian pertama, HM10 yang saya beli merupakan versi lengkap dengan board, jadi sudah lengkap dengan pin tinggal disambung ke Arduino via kabel..Maklum, saya gak biasa solder, jadinya cari yang gampang saja buat saya...Jatuhnya memang sedikit lebih mahal dan sedikit lebih besar dibanding tanpa board, tapi gakpapa lah...saya rela serela relanya...😁
Versi HM10 yang asli dan dengan board adalah 5v tolerant. Aslinya yang versi polos / tanpa breakout board hanya berjalan di 3.3v, jadi harus menggunakan Arduino versi 3.3v, jika memakai Arduino versi 5v maka harus menggunakan resistor series atau logic converter.


HM10 Polos

HM10 Breakout Board

Arduino yang saya gunakan adalah Arduino ProMini versi clone. Saya coba pakai versi Pro Mini karena ingin mencoba versi lebih kecil lagi dibanding Arduino Nano yang pernah saya pakai di Prototipe Alarm RFID. Ada sih Arduino versi lebih kecil lagi seperti Arduino Attiny85, tapi jumlah pinnya tidak cukup untuk kebutuhan saya.

Arduino ProMini dengan pin belum disolder
Arduino Nano lengkap dengan port USB

Arduino Attiny

Walau lebih kecil, Arduino Pro Mini mengharuskan memakai USB to TTL programmer karena board Arduino ProMini tidak ada port USB. USB to TTL programmer yang saya pakai pun sempat salah beli. Awalnya saya beli PL2303HX USB to TTL serial module  tapi ternyata tipe ini tidak mendukung pemakaian Windows 8.1 karena masih rev.A...haiyah...
Akhirnya saya beli lagi tipe FT232RL USB to TTL serial module dengan driver yang bisa berjalan di Win 8.1

PL2303HX programmer

FT232RL programmer

Prototipe ini saya lengkapi dengan Shock Sensor. Jadi prototipe Alarm v2 ini saya putuskan untuk berjalan tanpa henti, karena itu saya pikir sekalian saja saya pasang fitur shock sensor. Namun saya lengkapi dengan tombol OnOff supaya bisa saya matikan. Jika fungsi shock sensor saya matikan, maka secara otomatis Alarm ini akan berjalan di versi Low Power.


Shock Sensor

Kenapa ada versi Low Power segala?
Secara umum, menurut teori, Arduino ProMini akan menyedot arus sekitar 20mA. Jika kapasitas baterai motor adalah 7A (7000mA), maka baterai bisa bertahan 350jam atau sekitar 14.5 hari. Tapi jangan lupa motor perlu arus cukup untuk bisa nyala, jadi jangan sekali kali membiarkan motor tanpa dinyalakan lebih dari seminggu.
Nah, untuk versi Low Power atau shock sensor dimatikan akan menyedot arus sekitar 4mA, jadi baterai motor secara teori akan bertahan sekitar 72 hari. Tapi jangan lupa bahwa ada vampir listrik / self discharge...secara diam diam baterai motor pasti akan habis sendirinya. Rata rata dari yang saya baca baterai motor cuma akan bertahan sebulan jika motor sama sekali tidak pernah dinyalakan dan di charge. Jadi, walau secara teori bertahan 72 jam, secara fakta kalau motor gak dinyalakan, cabut aja kabel akinya..
Untuk versi Low Power sendiri saya menggunakan library Low Power dari RocketScream. Saya set supaya tidur dan bangun setiap 4 detik lalu tidur lagi..

Lalu bisakah shock sensor dan Low Power digabung?
Secara coding sih bisa saja, tetapi hampir gak ada gunanya karena jika shock sensor aktif saat Arduino tidur gimana? Tidurnya kaya kebo lho...

Memangnya gak bisa jika Arduino tidur lalu jika sensor aktif akan bangunin Arduino? "Mas...mas Arduino..bangun mas...goyang nih"

Hmm...event based yah..mungkin saja secara teori menurut library RocketScream tapi ribet ah...enakan tidur ajah 😁



Bersambung ke part 3.



Comments