Pengalaman geser tiang ISP dan Bali Tower

Nah, tulisan kali ini beda dari yang sudah sudah...

Saya mau berbagi pengalaman memindahkan tiang mikro seluler Bali Tower yang gede itu dari depan lahan saya...lahan kuliner saya jajan di Podjan tepatnya.

Intinya, saya terpaksa menutup usaha kuliner Jajan Di Podjan....sedih sih, tapi pandemi ini benar benar bikin susah. Ada PPKM dan pembatasan segala macam membuat penjualan sangat merosot. Memang saya cuma menyewakan lahan, tapi terus terang usaha kuliner ini masih saya subsidi, saya belum mengambil untung...cukup untuk impas operasional dulu.

Lho malah curhat...

Ya intinya saya terpaksa menutup usaha kuliner dan menjual lahan ini.

Masalahnya adalah, banyak calon pembeli yang menanyakan masalah tiang di depan Podjan...haha




Tiang ini emang ajaib. Jadi saya mulai pindah ke lahan ini sekitar 2004. Saya jadikan studio animasi.

Tahun 2011 saya pindah kerja ke sebuah perusahaan di BSD, jadinya lahan ini saya kontrakin ke orang hingga 2017.

Pada awal saya kontrakin, tidak ada tiang tiang itu, nah selesai kontrak, tegaklah tiang tiang itu dengan gagahnya tanpa sepengetahuan saya. Yang menyewa pun tidak kasih pemberitahuan apa apa ke saya.

Weleh...ya sudahlah. Saya biarkan..buat saya selain penampakannya, sebenarnya tidak terlalu ganggu karena flow keluar masuk bisa dari ujung ke ujung.

Kalau pohon, emang nyangsang gitu posisinya dan saya suka pohon jadi ya sudah saya biarkan sajalah.

Baiklah, berhubung semua calon pembeli memasalahkan tiang tersebut, akhirnya saya urus sendiri.

Langkah pertama jelas mencari tahu ini punya siapa...

Saya coba tanya PLN via twitter. Dijawab, itu bukan PLN karena PLN tidak punya tiang seperti itu. Mungkin Telkom katanya. Baiklah, lalu saya ke kantor Telkom yang lalu datang ke lokasi lalu mengabari saya, bukan milik Telkom karena Telkom tidak punya tiang dari beton. Ciri tiang telkom adalah ada cat warna merah silver.

Wah bingung dong..Akhirnya saya kitarin tiangnya dan ketemulah stiker Bali Tower. Waw...kok gak saya kitarin dari dulu..😁



Segera saya kontak via email dengan permintaan geser lokasi. Lalu datanglah beberapa hari kemudian petugas Bali Tower. Biasalah, mencoba negosiasi dengan saya. Saya ngerti karena tiang segitu besar pasti bukan hal mudah gesernya.

Saya ditunjukkan surat izin tanam tiang dari pemda dan permintaan geser tiang harus saya urus ke PTSP karena ini sudah ijin ke Pemda. Tidak apa apa, saya jabanin ke PTSP, awalnya ke PTSP Jakarta Timur. Saya sudah tekad bulat, gak bisa ada tiang di tengah tengah halaman tanpa izin saya pemilik lahan...

Lalu dikabari PTSP Jakarta Timur bahwa ini harus tanya ke PTSP Pusat. Waw. Baiklah saya hubungi PTSP Pusat. Lalu dikabari oleh PTSP Pusat kalau ini mesti hubungi BinaMarga. Waduh...

Baiklah, saya hubungi BinaMarga pusat via email. Tidak dibalas. Akhirnya saya telpon dan ceritakan masalah saya. Menurut Bina Marga, ini bukan domainnya karena itu adalah urusan Bali Tower, menurut Bina Marga, tanya kembali ke PTSP Pusat..Waduh lagi...

Akhirnya saya hubungi lagi PTSP Pusat dengan informasi dari Bina Marga. Lalu saya disuruh tunggu karena mau mempelajari kasusnya dulu. Beberapa hari, dapat email yang isinya menjelaskan kalau untuk kasus ini tidak perlu izin ulang, Bali Tower bisa langsung mengerjakan pemindahan.

Nah berbekal ini saya hubungi kembali Bali Tower melalui email. Setelah melalui beberapa diskusi, akhirnya pihak Bali Tower mengabulkan permintaan saya.

Nah itu baru satu tiang, tiga tiang lainnya gimana? Wah lebih parah bos...Kalau tiang Bali Tower ada stiker informasinya, tiga tiang ini gelap tidak ada informasi apa2...duh

Akhirnya saya terpaksa ubek ubek semua provider internet dan saya tanya satu satu via twitter...hehe..mulai Indosat, Biznet dan lain lain. Mereka menjanjikan kirim teknisi untuk mengecek lokasi.

Akhirnya ketemu titik terang setelah teknisi Biznet datang dan konfirmasi bahwa benar salah satu tiang adalah miliknya. Lalu saya tanya tentang tiang yang lain dan dapat informasi bahwa besar kemungkinan ada satu tiang milik Bali Fiber ( beda dengan Bali Tower walau masih satu induk ). Cirinya adalah bentuk tiang  kotak bukan bundar seperti umumnya. Segera saya hubungi Bali Fiber untuk cek lokasi.

Tiang Biznet


Ujung tiang Biznet



Tiang Bali Fiber bentuk kotak


Dua tiang sudah dapat siapa pemiliknya, tinggal satu tiang lagi masih gelap, dan paling membingungkan...

Kalau melihat fisik tiangnya, tandanya mirip dengan milik Biznet, ada warna putih di ujung tiang, tapi karena Biznet ada tiang sendiri dan dikonfirmasi oleh teknisi Biznet bahwa bukan milik Biznet, maka sangat membagongkan sekali...

Tiang yang tidak diketahui punya siapa

Akhirnya kembali ke jurus lama, tembak banyak vendor Internet Provider di Twitter. Dapat satu jawaban dari Moretalindo dan akan melakukan pengecekan.

Setelah dilakukan pengecekan oleh Moretalindo, akhirnya diketahui itu adalah milik PT IBS, rekanan Pemda untuk proyek Jakarta Smart City, karena ternyata ada penengnya, yang entah dimana lokasi penengnya...



Ok, langsung hubungi PT IBS via email dan dijawab akan ditindak lanjuti.

Sampai sini cukup lega karena semua tiang sudah ketahuan pemiliknya, tinggal kapan tiang itu dieksekusi.

Untuk tiang kecil, tidak terlalu masalah karena bentuknya kecil, mudah untuk dicabut. Tapi yang tiang Bali Tower ini yang cukup makan waktu dan pikiran.

Prosesnya lebih panjang, ada negosiasi dengan lingkungan hingga kelurahan. Setelah semua beres, mulailah digali lokasi barunya. Jadi intinya tiang ini tidak bisa geser jauh dari lokasi awal, karena sudah masuk izin dari Pemda. Lagipula tiang ditanam di bahu jalan yang memang milik Pemda, jadi saya sebagai pemilik lahan hanya bisa meminta agar setidaknya digeser ke pinggir jangan di tengah lahan.

Proses penggalian ternyata tidak main main, kedalaman 3m dan diperkuat tulangan besi.


Lalu akhir tahun 2021, sudah berdiri tiang baru. Jadi prosesnya memang harus bangun tiang dahulu, lalu memindahkan semua fungsi peralatan ke tiang baru dan setelah clear maka tiang lama bisa dicabut.


Lalu akhirnya bulan Februari, dicabutlah tiang lama menggunakan crane.





Seluruh proses pencabutan tiang ini dimulai sekitar Oktober 2021 dan berakhir tuntas Februari 2022. Terima kasih untuk pihak Biznet, pihak Bali Fiber, pihak PT IBS dan pihak Bali Tower yang mau mendengarkan keluhan saya dan memindahkan tiang tiang itu tanpa biaya.


Semoga berguna.


Comments