Ah akhirnya bisa touring lagi...
Setelah tahun kemarin rencana touring ke Dieng batal karena kurang sehat saat mau berangkat, tahun ini alhamdulillah semua lancar.
Bedanya dengan touring sebelumnya adalah, sekarang sendirian.
Iya sendiri, soalnya partner touring biasanya om Ardhi berhalangan ikut karena persiapan nikah. Jadi ya sudah, jalan sendiri saja karena jiwa touring sudah menggebu gebu...wuih
Rute yang akan dilalui:
Dimulai dari beli helm baru, HJC C91, ganti fog lamp dan ganti busi NGK Iridium. tadinya mau ganti ban, tapi rasanya nanggung...Zeneos masih cukup alur tapaknya walau sudah mulai menipis. Berhubung bukan musim hujan jadi saya skip dulu rencana ganti ban.
Perjalanan dimulai siang hari dari Pondok Kelapa Jakarta, jam 12.30 hari minggu 15 September. Isi full tank Pertamax Turbo. Tujuan pertama ke Majalengka, nginap disana. Sampai di Majalengka jam 5 sore via Subang - Cikamurang. Cepat? Iyalah, gas aja pokoknya...huahaha
Menginap di Majalengka semalam dengan kondisi cuaca berangin kencang. Memang sudah musimnya di Majalengka pada bulan bulan ini berangin kencang. Pokoknya pagi siang malam angin menderu deru..
Berangkat esok pagi jam 6.15 an. Bensin sudah full tank isi Pertamax Turbo di Majalengka. Cuaca dingin karena angin kencang. Akhirnya di Talaga saya berhenti dan pasang inner layer jaket yang anti angin dan juga ganti sarung tangan yang tebal. Ah, sangat membantu mengusir cuaca dingin.
Perjalanan via Selatan dimulai dari Majalengka menuju Kawali. Perjalanan ke Kawali jalurnya masih jalur utama yang besar dan lebar. Tapi setelah Kawali menuju Banjar, jalan beralih ke jalan pedesaan yang kecil. Aspal sih mulus tapi jalur lebih sempit jadi kurang leluasa untuk cepat. Bisa sih cepat karena jalurnya sangat sepi, tapi harus terus waspada karena minim rambu. Rute bagaimana? Seperti biasa, jalur pegunungan perbukitan benar benar memanjakan penggemar belak belok mereng mereng. Pakai Pertamax Turbo memang sangat enak di MT25, mesin terasa enteng. Nge gas gak mikir irit, pokoknya gas aja. Kombinasi Pertamax Turbo dan NGK Iridium benar benar manteb...irit pula..main gas gak mikir gitu masih bisa dapat average 1:31...luar biasa..
Sampai di Banjar dan rest sebentar jam 8.30 an untuk sarapan dan ngopi. Lanjut hajar lagi ke timur via Majenang.
Jalur Majenang ini emang surga banget. Jalanan besar, lebar, belok kiri kanan..waduh pokoknya asik banget. Sangat rekomen buat penggemar belak belok kecepatan tinggi.
Rest kedua di daerah Jatilawang jam 10.20 dan terus gas lagi. Tapi tidak jauh akan ketemu pertigaan dan ambil kiri, karena arahnya akan ke Utara. Lalu menyusuri sungai Serayu dan ambil kanan di PatikRaja Banyumas ke arah Banjarnegara. Masih menyusuri sungai Serayu hingga akhirnya berpisah dengan sungai Serayu, dan lanjut ke Banjarnegara. isi full tank Pertamax Turbo lagi Banjarnegara dan akhirnya makan siang di Oemah Tahu Banjarnegara di Wonosobo jam 12. Total waktu Majalengka Wonosobo 6 jam.
![]() |
Yummy...nasi Liwet |
Setelah isi perut, target pertama adalah Kahyangan Skyline di Telaga Menjer. Kalau sudah sampai Wonosobo, ambil arah PLTA Garung, nanti ketemu pertigaan, ambil kanan. Susurin terus, ketemu semacam tempat wisata, masih lanjut nyebrang jembatan kecil. Lalu setelah susuri jalan, belok kiri ke Kahyangan Skyline. bayar tiket masuk 2000 kalau tidak salah untuk motor, dan masih ikutin jalan berbatu. Di daerah ini ada beberapa penginapan dan tempat nongkrong dengan view Telaga Menjer. Setelah sampai Kahyangan Skyline, bayar 15 ribu untuk masuk ke dalam. Tempatnya sih cuma ruang terbuka yang ditata dengan spot foto, ada kafe dan paralayang. Ya intinya tempat buat menikmati pemandangan. Setelah melepas penat dan ngopi disini, saya pun cabut mau ke penginapan.
![]() |
ngopi sik... |
![]() |
View Telaga Menjer |
Saya menginap di OWK Homestay via Traveloka. Cozy, terjangkau dan bersih. Sangat cukup buat solo traveler seperti saya.
Ok, lanjut lagi. Tujuan berikutnya ke Swiss van Java dan Curug Sikarim. Sebenarnya ada jalan lama dari Sikunir ke arah bawah, tapi saya pilih jalur biasa saja. Jalur lama ini ekstrim banget katanya. Kalau dari atas sih lebih aman karena cuma turunan dan dengan motor manual, saya bisa pakai engine brake untuk menghemat rem. Tapi saya masih ingin menikmati jalur biasa jadi tetap dijalur biasa.
![]() |
Jauh jauh ke Dieng lihat curug. Di Bogor juga banyak..hehe |
Sampai ketemu lagi di perjalanan berikutnya!
Comments
Post a Comment